Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkitnya penyakit DBD sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum di seluruh Indonesia. Status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik dan biologik, faktor perilaku masyarakat meliputi pengetahuan, kesadaran dan sikap, faktor pelayanan kesehatan dan faktor herediter demikian juga halnya dengan penyakit DBD ke empat faktor tersebut di atas sangat menentukan tinngi rendahnya prevalensi DBD yang dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan faktor lingkungan fisik , lingkungan biologik dan perbedaan faktor perilaku masyarakat yang mempengaruhi prevalensi DBD di kelurahan Sukun dan kelurahan Kebonsari kecamatan Sukun Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control. Populasinya adalah seluruh kepala keluarga yang salah satu anggota keluarganya atau kepala keluarganya pernah menderita DBD di kelurahan Sukun pada tahun 2004 berjumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan kretiria: kepala keluarga yang salah satu anggota keluarganya atau kepala keluarganya pernah menderita DBD tahun 2004, berdomisili di kelurahan Sukun, bisa membaca menulis dan bersedia jadi responden, dari kriteria tersebut diperoleh sampel 25 orang dan sebagai kontrol adalah kelurahan pada kecamatan yang sama dengan prevalensi DBD rendah yaitu kelurahan Kebonsari, kriteria yang dipakai sama namun tidak pernah menderita DBD berjumlah 25 orang sehingga total sampel 50 orang. Dari hasil analisa didapatkan p-value = 0,000 hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna faktor lingkungan fisik, lingkungan biologik dan perilaku masyarakat antara kelurahan Sukun dan kelurahan Kebonsari. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik, lingkungan biologik dan perilaku masyarakat berpengaruh terhadap tingginya prevalensi DBD di kelurahan Sukun. Berdasarkan hasil di atas maka rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan diadakan penelitian yang sama dengan mengembangkan jumlah responden yang lebih banyak, metode dan instrumen yang berbeda.